Print
Category: Tutorial
Hits: 11769
Bluetooth sepertinya sudah merupakan hal yang bukan baru lagi di bidang komunikasi data nirkabel.  Bluetooth yang dikembangkan untuk transfer data ini sudah cukup memudahkan bagi pengguna ponsel.  Kecepatan transfer cukup tinggi karena memang dikembangkan untuk pengiriman data digital audio, misalnya untuk headset.

Di dunia industri pun, aplikasi Bluetooth digunakan untuk menggantikan kabel serial RS232.  Demikian juga untuk pemakaian Wireless Sensor.  Dengan munculnya versi Bluetooth yang baru, kecepatan dan kehandalan Bluetooth dapat ditingkatan.

Tidak seperti versi yang lama pada saat pertama kali muncul (versi 1.0b), pada versi sesudahnya, Bluetooth dapat menangani jaringan point-to-multipoint dengan konfigurasi piconet, yang terdiri dari maximal 7 slave. Dengan susunan ad-hoc networking, masing-masing piconet dapat saling dihubungkan, sehingga jaringan yang dibentuk dapat lebih banyak.

Berikutnya di tahun 2005 muncul standard nirkabel dengan frekuensi yang sama, 2.4GHz, yaitu Standard ZigBee.  Standard ini memang tidak akan sepopuler Bluetooth bagi masyarakat umum. Karena ZigBee dikembangkan lebih spesifik untuk wireless sensor atau aplikasi lain yang tidak memerlukan kecepatan yang tinggi.

Bagi para praktisi di bidang microcontroler, ZigBee merupakan pilihan menarik jika ingin mengembangkan jaringan nirkabel asal kecepatan yang gunakan tidak lebih dari 256kbps.  Jangkauannya sekitar 300m sampai 1km (line of sight) tergantung daya yang digunakan.  Dengan spesifikasi seperti itu, aplikasi untuk data akuisisi dan sensor nirkabel cukup mudah untuk dirancang. 

Yang lebih menarik lagi, jaringan yang dapat digunakan adalah point-to-point, point-to-multipoint dan mesh networking.  Tidak seperti Bluetooth yang hanya dapat tersusun 7 node dalam satu jaringan, ZigBee mampu menangani sampai ribuan nodes.